Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

12 Tanaman Penghisap Racun (Polutan) atau Debu

Penghisap Racun
Marantha
Ada sekitar  12 Tanaman Penghisap Racun (Polutan) atau Debu  Bagaimana bisa tanaman menghisap racun, polutan atau debu. Begini caranya. Saat tanaman bernapas, akan  menyerap polutan seperti karbon dioksida dan gas beracun lainnya. Polutan atau gas beracun yang telah diserap stomata (Mulut daun) akan memasuki sistem metabolisme dalam tubuh tanaman. Polutan yang telah diserap kemudian dikirim ke akar, pada bagian akar, mikroba melakukan proses detoksifikasi. Melalui proses ini, mikroba akan menghasilkan suatu zat yang diperlukan oleh tanaman. Dalam proses pernapasan tersebut dihasilkan gas yang bermanfaat bagi manusia yaitu berupa oksigen. Proses ini berlangsung terus menerus selama tanaman masih hidup

Berikut 12 Tanaman penghisap racun (polutan) atau Debu, semua tanaman ini ada di Indonesia.

 1.Lidah mertua (Sansevieria)

Sansevieria berkembang biak melalui umbi lapis, termasuk tanaman hias yang sering disimpan di dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi dengan sedikit air dan cahaya matahari. Daun tumbuhan ini tebal dan banyak mengandung air (sukulen). Oleh karena itu, sangat tahan kekeringan.

Keistimewaan Sansevieria adalah memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya. Ciri spesifik yang jarang ditemukan pada tanaman lain, diantaranya mampu hidup pada rentang suhu dan cahaya yang banyak.




Penelitian yang dilakukan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah menemukan bukti-bukti bahwa tanaman ini secara alami mampu memerangi Sick Building Syndrome selain itu juga mampu menyerap lebih dari 107 unsur polutan berbahaya yang terdapat di udara sebab Sansevieria mengandung bahan aktif pregnane glikosid, yang berfungsi untuk mereduksi polutan menjadi asam organik, gula dan asam amino, dengan demikian unsur polutan tersebut jadi tidak berbahaya lagi bagi manusia. 

Untuk ruangan dengan volume 100 m3 (panjang x lebar x tinggi = 5 x 5 x 4 m3) dapat ditempatkan Sansevieria dewasa sebanyak 5 helai sebagai penetralisir udara tercemar agar ruangan tersebut bebas polutan. (Hasil Penelitian, Fakultas MIPA , Unibraw Malang)

  
2. BLANCENG (Dieffenbachia spp)

Tanaman ini memiliki trik hisap polutan tersendiri. Media tanam beserta daun tanaman keluarga Araceae ini banyak mengeluarkan uap air. Kondisi ini mengakibatkan udara dalam ruangan menjadi lembap. Selain uap,tanaman ini dan juga jenis tanaman Aglaonema yang lain juga rajin menyemprotkan senyawa yang dinamai phytochemical yang mampu menekan populasi bakteri dan spora jamur merugikan hingga 50 -60%. 


Di alam, hal seperti itu terjadi sebagai salah satu mekanisme tumbuhan untuk bertahan dan melindungi diri dari serangan pathogen.Phytochemical dilepaskan saat fotosintesa pada tumbuhan tertentu dan memiliki efek anti bakteri. Zat ini berkhasiat untuk menekan pertumbuhan spora jamur dan bakteri merugikan dalam ruangan. Eksperimen telah menunjukkan bahwa amuba atau bakteri yang diletakkan di dekat sehelai daun segarakan musnah dalam beberapa menit saja. Selain dari efek anti bakteri, phytochemical juga mengurangi rasa sakit, membantu konsentrasi, menghilangkan rasa lelah dan memperbaiki kecekatan mental.

4.SRI REJEKI  (Aglaonema )

Pada ruangan dengan volume 100 m3 dapat ditempatkan Lidah Mertua dewasa sebanyak 5 helai dan Sri Rejeki sebanyak 14 helai daun.

Kombinasi Lidah Mertua dan Sri Rejeki dapat menjadi alternative untuk menggantikan fungsi AC sebagai penetralisir polusi udara dalam ruangan terutama yang disebabkan oleh asap rokok dan mikroorganisme.


5.PALEM KUNING  (Chrysalidocarpus lutescens) 

Tanaman ini tergolong lengkap, karena juga mampu menyerap xylene maupun amonia dalam jumlah besar

Mempunyai kemampuan menyerap racun paling banyak jenisnya dan paling tinggi diantara tanaman lainnya. Tanaman kecil cocok diletakkan di dalam rumah dan tanaman besar di pinggir jalan sangat efektif untuk menyerap gas beracun dari asap kendaraan maupun pabrik.



Palem Kuning setinggi 1,8 m dapat menghasilkan uap air 1 liter/24 jam dan menghisap zat beracun paling banyak jenis dan volumenya.

Kemampuan menyerap Trikloroetilen-nya 16,520 microgram, sedangkan penyerapan benzena 34,073 microgram, dan Formaldehida 76,707 microgram per 24 jam. 


6.SPATHIPHYLLUM  (Spathiphyllum clevelandii)  - PEACE LILI

Merupakan tanaman indoor, satu pot tanaman dewasa mampu menyerap racun dalam ruangan hingga seluas 10 m persegi. Efektif menghirup gas beracun jenis alkohol, aseton, trikloro dan formaldehid. Sehingga tanaman ini sangat cocok diletakkan di dekat meja kerja yang banyak diletakkan printer, tip-ex dan sejenisnya. Satu Spatiphylum  dewasa dapat menyerap racun secara maksimal pada area berukuran sekitar 10m².



7.HANJUANG (Dracaena fragrans) 

Tanaman hias berdaun hijau atau merah ini dikenal dengan nama andong dalam bahasa  Jawa. Secara harfiah maupun filosofis, nama hanjuang sendiri memiliki makna sebagai pembatas ruangan.

Daun tanaman ini memiliki kemampuan anti bakterial  sehingga memiliki kemampuan menyerap racun yang sangat tinggi. Diantaranya yang paling banyak ia serap adalah racun dari jenis formaldehid yang bersumber dari lem atau eternit di plafon rumah. Hanjuang mampu menyerap antara 18,000 sampai 27,292 microgram Trikloroetilene, 25,968 microgram benzena, serta 20,459 microgram  Formaldehida, untuk setiap 24 jam, untuk setiap tanaman dalam pot ukuran diameter 20  cm



8.PHILODENDRON (Philodendron erubescens)

Utamanya efektif menghisap racun Formaldehid yang terdapat pada lem dan eternit sehingga cocok di letakkan sebagai tanaman indoor. Philodendron mampu menyerap Formaldehida 8,000 microgram per 24 jam.



9.GERBERA (Gerbera jamesonii) 

Dapat menyerap gas beracun apapun dan menghasilkan uap air untuk kesejukan udara. Tanaman gerbera maupun krisan mampu mengurangi gas polutan yang gentayangan di dalam ruangan sebanyak 90%. Agar dicapai hasil maksimal, ruangan seluas 30m² dibutuhkan tanaman gerbera/krisan sebanyak 2 – 3 pot.



10.LILI PARIS (Chlorophytum comusum)

Tanaman ini tidak suka pada sinar matahari langsung. Mudah diperbanyak dari anakan yang menjuntai dari pohon induk. Biasa ditanam di dalam pot, namun seringkali sebagai tanaman hias di luar ruangan yang ditanam langsung di tanah sebagai ground cover. Ia mampu menyerap segala jenis gas beracun. Lili paris dalam pot ukuran 20 cm mampu menyerap Formaldehida,  10,378 microgram per 24 jam.



11.MARANTA (Marantha  leuconeura) 

Tanaman ini mampu menghasilkan kelembaban udara dengan baik dan mampu menghisap segala jenis gas beracun, sayangnya tanaman ini tidak tahan sinar matahari secara langsung sehingga kalau di tanam di luar ruangan memerlukan peneduh.



12.SIRIH BELANDA (Epipremnum aureum)

Mampu meredam 53% dari total benzena sebesar 0,156 ppm per hari. Sanggup menekan 67% dari total formaldehid 18 ppm dan 75% dari total Karbon monoksida sebesar113 ppm




Note:
Dari berbagai sumber


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Obat Darah Tinggi mengatakan...

mantap dah artikelnya kawan
:)

Unknown mengatakan...

InsyaAllah bermanfaat Kang....

Posting Komentar